Times Change, People Change

Exactly!! saya benar2 sepakat dengan kalimat ini. seiring berjalannya waktu, orangpun akan berubah. bukan hanya fisiknya,  tetapi cara berpikir dan perilakunya pun akan berubah. menemui banyak orang baru, lingkungan baru, masalah baru, dan banyak hal-hal baru lainnya. Mungkin ada beberapa orang yang tidak ingin mengalami perubahan dan ingin tetap menjadi dirinya yang sekarang, tetapi seperti fisiknya yang akan mengalami perubahan, perilaku dan cara berpikir orang itupun akan berubah. kalaupun yang bersangkutan tidak menyadari, maka orang lain akan menyadarinya.

Jadi, tidak usah heran ketika bertemu seorang teman lama dan menyadari betapa berubahnya dia. Perubahan merupakan salah satu bentuk adaptasi dari seorang manusia. Karena manusia diberi anugerah untuk berpikir, maka secara langsung maupun tidak langsung semua hal-hal yang telah dilewatinya akan menjadi proses belajarnya. itulah mengapa kebanyakan orang akhirnya menjadi tidak seperti dirinya yang dulu ketika kita tidak lagi menjumpainya dalam waktu yang cukup lama.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Lagi2 anak!




Entah kenapa rasanya saya tidak berjodoh dengan bagian anak. Padahal jika melihat ke belakang, dulu sekali, saya pernah bercita-cita menjadi seorang dokter spesialis anak :'). Alasannya simple saja, karena saya menyukai anak2. Melihat seorang anak terbaring tak berdaya akibat sakit yang dideritanya membuat hati saya pilu.Yaahh, walaupun seiring berjalannya waktu saya tidak lagi menaruh simpati sebesar itu setiap kali melihat anak yang sakit, hehe. Dulu, stase pertama saya saat koas adalah bagian radiologi. Saya ingat sekali mata saya sampai berkaca-kaca melihat seorang anak berwajah pucat dengan kepala botak duduk di kursi roda dan didorong keluar dari ruang radiologi oleh seorang perawat. saya memang hanya berpapasan di jalan, tapi melihat keadaannya seperti itu semua tenaga kesehatan mungkin tau bahwa dia adalah pasien yang sedang menjalani kemoterapi. Anak itu berumur sekitar 11 atau 12 tahun. Seumuran adik saya kala itu. Rasanya sedih sekali membayangkan anak yang semestinya bisa bermain dengan bebas terpaksa harus menahan keinginannya karena keterbatasan tenaga nya. Membayangkan adik saya yang sepanjang hari hanya tau bermain, anak itu malah harus terbaring lemah dan bolak-balik RS demi hidupnya. sedih sekali. Saya bersyukur atas nikmat sehat yang diberikan Allah kepada kami sekeluarga. Sejak saat itu tekad saya untuk menjadi seorang spesialis anak semakin kuat. Saya harap saya akan lebih banyak melihat senyum mereka ketika saya merawat mereka. Walaupun bukan saya yang memberikan kesembuhan bagi mereka, saya harap saya bisa meringankan sedikit beban mereka dan membuat kenangan2 manis bersama mereka. Kayak di pilem2 getohh, hahha.

Tapi rencana hanya tinggal rencana. Semua angan2 manis saya hancur lebur menjadi butiran2 debu dan menghilang dibawa tiupan angin. Hidup memang tak selalu seindah yang dibayangkan. Batu dan kerikil yang menemani langkah kita bukan tidak mungkin membuat kita memilih jalan lain yang membuat kita merasa lebih nyaman. Semua bermula ketika akhirnya saya masuk bagian anak sewaktu koas. Sebenarnya gosip2 mengenai betapa menyeramkannya koas bagian anak di almamater kami sudah terdengar bahkan sebelum saya menjalani koas. Seperti sebuah legenda. bahkan konsulen anak sendiri pun tau seperti apa momok stase anak bagi para koas unlam. Dan ketika benar2 masuk didalamnya saya tidak punya pilihan lain selain membenarkannya, hihi.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tentang Seorang Nenek



Tadi ke bengkel buat nambal ban yang  lagi2 bocor. Di kursi tunggu ada nenek2 githu lagi ngerokok. Mas2 bengkelnya berkali-kali nyuruh saya duduk. Mungkin kasian ngeliat saya berdiri ga jelas nungguin motor yang lagi dibaikin, sampai si nenek ikut2an nyuruh duduk. “udah kebanyakan duduk tadi” tolak saya halus. Jujur saja saya memang tidak suka dekat dengan orang yang merokok. Selain karena tidak tahan dan tidak mau menghirup asap nya, saya juga tidak suka jika ada bau asap rokok yang menempel di baju saya. untunglah anggota keluarga saya dirumah tidak ada yang merokok satupun.

Saya membatin dalam hati, “aduh nek, kasian badannya, uda tua githu masih dirokoin juga”. Berbasa basi sejenak dengan si nenek dan mas bengkel, kemudian hening. Ntah knapa saya memang kurang respect dengan orang2 yang merokok. Karena melihat si nenek merokok, saya pun kehilangan minat untuk mengajak beliau berbicara. 5 menit kemudian si nenek bergumam, “kayanya ga ada ojek lewat”. Si nenek pun kemudian berdiri sambil membawa kantong kresek besar berwarna merah dan melewati saya. spontan saya pun bertanya, “ nenek mau kemana?” “mo pulang, mudahan ada ojek di depan” kata si nenek sambil berjalan terhuyung2.  Nenek itu sudah sepuh sekali. Seluruh rambutnya sudah menjadi putih. Usianya mungkin sudah diatas 85 tahun. Untuk berjalan saja beliau kepayahan. Dan setau saya tidak ada pangkalan ojek di dekat sini. Kasihan sekali melihatnya. “Nek, nanti biar saya antar aja. Tunggu sebentar ya, paling sebentar lagi selesai nambal ban nya.” “Ini pake motor saya aja mba” ujar mas bengkel. Akhirnya saya pun meminjam motor mas bengkel dan mengantar si nenek pulang. si nenek minta berhenti di depan sebuah jalan, “rumah saya sudah dekat kok mba, tinggal nyebrang jalan aja”. Setelah berpamitan saya pun kembali ke bengkel. Dari mas bengkel saya tau bahwa anak beliau bekerja dikepolisian. Nenek itu memang sering menunggu ojek di bengkel beliau. Terkadang jika mas bengkel tidak sibuk, beliau akan mengantarkan si nenek pulang.  Si anak tidak pernah sekalipun mengantar si nenek pulang. bahkan ketika cucu nya lewat didepan bengkel dan si nenek memanggil sang cucu, si cucu berlalu begitu saja. “mungkin ga dengar kali mas ya?” saya bertanya. “aahh, emang ga mau nganterin aja itu.” “loh, kok githu?”  “ga tau lah mba, malu kali” ujar mas bengkel prihatin.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Internship!

Salam In~tern~shiippp~~


Woouuww, it has been 4 months!! Ga berasa yess, hihi. Yipp, saya bersama 10 orang teman yang lain ternyata sudah 4 bulan ini terdampar di suatu daerah bernama pangkalan bun. Sebenarnya yang terdampar tidak benar2  kami bersebelas, karena 2 dari kami adalah penduduk asli pangkalan bun. Bagi saya sendiri sebenarnya Pangkalan Bun masih cukup asing. Yahh, saya akui saya memang tidak banyak tahu daerah2 di Indonesia, hihi. Pertama kali saya mendengar Pangkalan Bun adalah ketika saya kuliah karena kami memiliki teman seangkatan yang berasal dari daerah tersebut. Tak pernah terbayangkan suatu saat akan berada disini. Yahh, kita memang tak pernah tahu akan kemana takdir Allah membawa kita J

Jadi, sekarang ini sebagai doctor freshgraduate  kami diwajibkan menjalani sebuah program pemerintah yang disebut internship. Yahh, sejenis magang selama 1 tahun di daerah yang telah ditentukan. Kami akan “dinas” selama 4 bulan di puskesmas dan 8 bulan di RS.  Memang sudah bukan koass lagi, karena program internship hanya bisa diikuti oleh para lulusan kedokteran yang sudah lulus uji kompetensi dan memiliki STR. STR Internship pastinya, haha. sama seperti dokter definitif, kami juga ber hak untuk memeriksa pasien, walaupun masih belum bertanggung jawab sepenuhnya.  Tujuan internship sendiri sebenarnya untuk membuat para dokter fresh graduate memiliki kompetensi yang lebih mantap lagi sebelum benar2 terjun ke lapangan. Memang masih banyak pro dan kontra terhadap program pemerintah yang satu ini. Bahkan dikelompok saya sendiri lebih banyak yang kontra. Tapi saya pribadi terus terang merasa bersyukur atas adanya program ini. Bagi saya internship benar2 membantu kita beradaptasi dari seorang koas menjadi seorang dokter. Saya akui saat benar-benar terjun ke “lapangan” ada banyak hal yang terlupakan. Setidaknya hal-hal yang terlupakan itu akan lebih dimaklumi jika status kita masih dokter internship, hihi. Yahh, saya merasa Allah memberi saya kesempatan untuk belajar lebih banyak.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Mental Breaker



Hidup memang tak selalu berjalan seperti apa yang kita harapkan. Karena bagaimanapun juga, ada sang pemilik hidup yang mengatur semua hal. Bahkan ketika yang kita harapkan tercapai, bukan berarti kedepannya akan berjalan lancar. Kecewa, sedih, putus asa, tertekan, smuanya manusiawi untuk dirasakan, walaupun tentu saja tidak menyenangkan. Dan ketika kita sudah merasa berusaha semaksimal mungkin, hasil yang tidak sesuai dengan apa yg kita harapkan bukalah suatu kesalahan. Selalu ada hikmah dibalik semua peristiwa.

2 bulan sudah saya mulai berpraktek sebagai seorang dokter umum. Memasuki dunia baru dan bertemu dengan banyak sekali orang baru. Memang bukan jaga mendebarkan seprti teman2 yang bertugas di igd. Saya hanya berpraktek di sebuah praktek swasta, menggantikan seorang dokter senior yang cukup populer dan disukai pasien2nya. Durasi jaga pun tidak lama, hanya dari pukul 16.30 - 19.00 WITA. Selanjutnya dari pukul 19.00 - 21.00 beliau yang berpraktek dan saya bertugas mengasisteni, sambil belajar getoohhh, hihi. Yahh, menemani beliau praktek beberapa minggu cukup untuk membuat saya hapal obat2 apa saja yg biasa beliau berikan kepada pasiennya. Tentu saja ini menguntungkan bagi saya, hihi, sesuatu yang mungkin beliau pelajari dari pengalaman berpraktek berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun hanya perlu saya pelajari selama beberapa minggu :). Yaahh, jujur memang saya merasa sangat bersyukur memilili keluarga seorang dokter. Karena dengan begitu akan ada orang yang bersedia berbagi dan mengajari pengalaman2 yang telah didapatkan dengan senang hati. Terimakasih Allah, telah memudahkan jalan bagi hamba :')

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Guru Ngaji

Kemaren waktu berkunjung ke rumah sodara ngeliat acil ngajarin anak2 tetangga ngaji di rumah beliau. Aahh, senang skali punya kesempatan menjadi guru ngaji. Amal yang kelak akan menjadi amal jariyah ketika beliau sudah tak lagi mendiami dunia ini. Berharap kelak saya juga punya kesempatan yang sama. Tapi setelah dipikir2 lagii, saya saja belum sempurna bacaannya, hihi. Yaahh, seharusnya dari dulu2 saya belajar ngaji. Sebenarnya bukan ga bisa sih, hanya tidak sempurna saja. Saya memang lemah klo masalah tajwid, hihi. Dulu waktu kuliah saya pernah belajar tajwid dengan teman satu kontrakan, tapi karena kemalasan saya acara belajar mengajar itupun terhenti. Padahal kami tinggal satu rumah loh. Begitu libur pun, saat pulang ke rumah, ibu saya yang memanggil guru ngaji ke rumah kerap kali membujuk saya agar ikut belajar. Tapi entah kenapa saya malas sekali. Maapkan saya ya Allah.


Mungkin saja ini teguran dari Allah agar saya memperbaiki bacaan saya. yahh, syukur2 klo Allah memberi saya kesempatan untuk menjadi guru ngaji kelak. Hihi. aamiinnn. Terimakasih Allah, masih mengingatkan saya. Smoga Allah selalu memudahkan jalan kita semua untuk menuju surgaNya. Aamiin ya Rabbal’alamin..

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS