selamat menempuh hidup baru, saudariku..

Tanggal 25 agustus 2013 insyaAllah akan menjadi hari bersejarah dalam hidupmu, saudariku. Hari yang akan merubah kehidupanmu, yaa, hidup yang baru kata orang2..

Hari ini, 19 Agustus 2013, dalam perjalanan ke puskesmas banjarbaru ntah kenapa ak teringat akanmu, tentang kitaa. Masa2 SMA dmna kita merajut persahabatan dengan indah.

Masih ingat, hebohnya kita saat harus memakai dress (baca: gamis) ditempat pengajian baru kita? Kita berdua orang terheboh saat ituu. Ahhh, senangnya bisa berbagi kehebohan dengan mul.


Masih ingat, insiden mul jatuh waktu digonceng anas? Hahaha. Walopun tak pernah menyaksikan langsung, ak selalu tertawa membayangkan rok mul dengan teganya dipotong anas gara-gara nyangkut di motor. Hahaha. Itu konyoll sekali.

Masih ingat, ketika ak mengatakan hal yang tak pantas untuk mul? Waktu itu mul pergi meninggalkan ak sendirian menangis di perpustakaan. Mul juga menangis di tempat yang lain. Saat itu ak pikir kita tidak akan pernah bisa sedekat sebelumnya lagi. Tetapi begitu pulang sekolah, mul dengan sabarnya menunggu ak di depan pintu kelas, mengintip dan tersenyum padaku, sambil berbisik mengajak makan roti di bakery haikal. Ternyata tidak butuh waktu berhari-hari, berminggu-minggu, atau bahkan bertahun-tahun buat mul untuk menghapus luka itu. Hanya hitungan jam, ya hanya waktu antara jam istirahat ke 2 sampai jam pulang, mul sudah bisa tersenyum padaku dengan mata bengkaknya. ak tidak pernah tau mul memiliki hati yang selapang itu untuk memaafkan. Ak bahkan masih menyesal pernah mengucapkan itu untuk mul.

Masih ingat ketika kita berdua bertekad untuk menikah di usia muda? Usia 20, kataku waktu itu, atau saat tanggal cantik. Hahaha, kekanakan sekalii. Ak bahkan masih ingat setiap tanggal cantik mul slalu menanyakan tekad itu.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Aku, Kamu, dan Dia

Terkadang saya tidak mengerti, mengapa untuk sebagian orang memaafkan itu begitu sulit. Sebenarnya sebesar apa sakit hati yang dirasakan hingga memilih untuk memutus tali silaturahmi. “Bahkan mengingatnya saja membuat menangis. Sakit skalii!!” ungkap seorang sahabat. Sebesar apa, saudariku, hingga membuatmu harus slalu meneteskan airmata stiap mengingatnya. Apakah melebihi kebencian kita kepada musuh-musuh Allah yang terus saja menyakiti saudara-saudari kita di negeri Palestina sana. Apakah dia melakukan hal keji seperti yang dilakukan para tentara zionis? Ataukah hanya sekedar harga dirimu yang terluka hingga kau memilih untuk membencinya. Sekedar? Yahh, mungkin bagiku hanya sekedar, tapi tidak bagimu. Ak tau, pasti itu bukan luka yang kecil. Ak tau, kau juga pasti merasakan sakit ketika memilih untuk membencinya. Ak tau, kau selalu berusaha keras untuk memaafkannya, walaupun usahamu tidak pernah berakhir dengan keberhasilan untuk memaafkannya.

Tapii, ahhh, tetap saja, ak tak bisa memahaminya. Bahkan kesedihannya tak mampu melunakkan hatimu. Pun dengan kebahagiaannya, tak bisa ikut kau rasakan manisnya.Hari-hari indah yang pernah kita lalui, pelukan2 hangat dan airmata saat kita bersama, doa-doa yang sering kali terucap di sela kebersamaan kita, tak bisakah itu menghapus sedikit luka dihatimu?


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS